Suara MAKI  

Refleksi Akhir Tahun 2016

Sepanjang tahun 2016 banyak peristiwa bersejarah yang takkan mungkin lagi terulang di tahun-tahun berikutnya. Momen-momen mengharukan yang berpengaruh pada diri kita sebagai seorang pribadi, bagian dari sebuah bangsa. Apapun momen itu, menurut saya tak bolehlah menjadikan seseorang merasa tertolak, terasing, kalah dan tak diinginkan.  Apakah hal yang menjadi lem perekat kita sebagai sebuah bangsa Indonesia? Lebih penting manakah menjadi bagian dari bangsa Indonesia atau bagian dari agama tertentu?

            Beberapa peristiwa yang dialami saya sebagai pribadi sambil mengamati berbagai peristiwa nasional, membuat sadar bahwa ada harapan pada masa depan anak-anak. Bahwa anak-anakku di masa depan takkan mungkin bisa hidup sendiri. Ia pasti bergaul dengan berbagai jenis manusia, berbeda secara kultur, sosial ekonomi. Mengingat, batasan negara, agama, apapun label yang menjadi masalah saat ini, di masa depan pasti akan semakin lenyap. Lalu apakah lem perekat yang menjadikan mereka bisa bertahan hidup nantinya? Sebagai muslim, saya percaya nilai-nilai ajaran Islam yang baik akan menjadi bekal utama bagi mereka. Nilai ajaran yang baik akan membuat mereka tak goyah walau tinggal dimanapun, bergaul dengan siapapun. Tak masalah soal berbagai perbedaan yang menjadi masalah saat ini. Tentu, nilai-nilai ajaran yang baik akan menghargai bangsa-bangsa dan agama-agama lain.

Sumber Gambar: idntimes

Suara MAKI  

Tegakkan OPP, UU Pelayanan Publik: 212 Indonesia KEREN!

Mengapa harus ikut demo 212? Alasan agama bisa jadi menjadi alasan utama namun tujuan tulisan ini bukan untuk menyinggung soal SARA. Lebih pada refleksi pribadi, apakah demo 212 dengan format acara yang berbeda dari sebelumnya itu akan memberi pengaruh pada Indonesia yang kita cintai ini? Soal penegakkan hukum ya.. sehubungan dengan hal-hal lain di luar kasus Ahok, kami hanya ingin sharing betapa menegakkan hukum di Indonesia bukan perkara mudah. Soal kebiasaan, budaya dan ego sebuah bangsa. Berkaitan bentuk Fund Raising dari lembaga berhubungan dengan soal administrasi layanan publik, maka keikutsertaan demo 212 adalah juga sebagai wujud kekecewaan sekaligus harapan pada pelayanan publik yang lebih baik, terutama bagi Warga Negara Indonesia yang sedang berada di luar negeri. Selama kurang lebih 3 tahun ini, kami menggeluti advokasi bidang jasa pelayanan di kantor kepolisian. Ada lika liku suka duka dalam pengurusan dokumen, terutama Kami, sebagai Ibu mengadvokasi ini sambil tetap mengurus anak. Bagaimanapun, Kami berterima kasih untuk segala kemudahan yang diberikan serta kerjasama pegawai pelayanan masyarakat di kepolisian.

No More Posts Available.

No more pages to load.