Bagaimanakah memahami politik dari sudut pandang perempuan? Benarkah perempuan, khususnya emak-emak tak peduli soal quick count atau real count, hanya peduli dis count? Apakah harapan selepas pilkada, khususnya usai Pilkada DKI Jakarta?
Politik kini memang bukan menjadi monopoli kaum lelaki. Entah itu partisipasi secara nyata atau sekedar gossip politik. Sambil ngebaso, ngaji atau percakapan di group whatsapp, perempuan pun turut partisipasi walau politik sekedar jadi bahan obrolan. Benar..bahwa silent majority atau mayoritas anggota masyarakat yang memilih diam itu bukan berarti tak paham, tak peduli atau tak ingin turut serta mengubah masyarakat dengan obrolan politik. Kebanyakan memang memilih diam karena cape dengan atmosfer politik yang saat ini sering panas karena perbedaan. Padahal, perbedaan menjadi sifat alami manusia. Bahkan si kembar sekalipun tak punya kesamaan 100%.