
Pemahaman akan knowledge atau pengetahuan. Dijelaskan perbedaan antara data, informasi dan pengetahuan. Data takkan berarti apapun tanpa konteks. Bila data yang bergantung pada konteks itu diberi kata lain, maka akan menjadi informasi. Bila informasi itu diterima polanya, maka akan menjadi pengetahuan. Contohnya, angka 1 dan 7 takkan berarti apapun. Kecuali saat kita beri kata Minggu dan hari. Kita akan memperoleh informasi bahwa dalam 1 Minggu terdapat 7 hari. Tentu ada pola tertentu dalam 1 Minggu itu, waktu istirahat, bekerja, hal-hal yang terpola itu menjadi pengetahuan.
Tipe-tipe pengetahuan terdiri atas dua, yaitu:
Pertama, tacit knowledge (pengetahuan yang ada dalam isi pikiran orang atau dalam istilah antropologi disebut sebagai ide atau ideologi yang mendasari tindakan serta perilaku manusia).
Kedua, explicit knowledge (ekspresi ide-ide itu yang dituangkan dalam bentuk karya yang dapat dilihat, didengar dan diraba berupa video, nyanyian, tarian, tulisan, lukisan yang menggambarkan keunikan sebuah organisasi).
Knowledge management yang dimaksud dalam buku ini adalah budaya perusahaan dalam menyampaikan ide-ide top management pada para karyawannya. Sehingga tercapai sebuah kesepakatan bersama secara tertulis ataupun tidak tertulis yang menciptakan sebuah harmoni kerjasama yang baik. Kerjasama orang per orang yang tak tergantikan karena keunikannya, membedakan diri dengan organisasi lain. Cara mereka berinteraksi, beri solusi dan berhubungan dengan pihak luar seperti perusahaan lain atau customer.
Chapter 2 “Definisi Knowledge Management”
Konsep ini masih terbilang baru diantara ilmu-ilmu sosial lainnya. Dimulai pada tahun 1970-an saat artikel membahas konsep ini mulai bermunculan dalam jurnal-jurnal ilmiah. Namun belum disadari sepenuhnya sebagai sebuah konsep yang dapat diterima dan diterapkan. Pada tahun 1980-an, pentingnya pengetahuan sebagai aset mulai disadari, namun belum ada strategi dan metode untuk memanage pengetahuan. Sebuah konsorsium pada tahun 1989 yang diadakan perusahaan-perusahaan US memulai sebuah inisiatif untuk mengatur pengetahuan sebagai aset.
Pada tahun 1990-an, KM mulai berkembang dengan adanya teknologi hardware dan software yang menciptakan sistem yang lebih terorganisir dalam memproduksi, membagi dan menyebarkan pengetahuan dan pengalaman dalam dunia kerja. Pada saat itu, KM masih belum match antara teori dan praktek. Semata-mata sindrom majalah di pesawat terbang, seolah pemilik perusahaan sekedar coba-coba konsep bagus yang dibacanya dalam majalah dalam perjalanan bisnisnya. Belum sepenuhnya dipahami oleh seisi perusahaan dan masyarakat secara umum.
Teknologi berperan besar dalam KM karena mampu menciptakan, membagi dan menyebarkannya pada orang-orang yang memerlukan informasi tertentu dan terkini, baik orang-orang di dalam maupun di luar organisasi. Teknologi berupa hardware dan software dalam bentuk aplikasi, website, portal bermanfaat saat pencarian informasi diperlukan secara spesifik. Individu sebagai sumber informasi dan pengetahuan berperan dalam lingkuo komunitas tertentu, sementara itu, teknologi memungkinkan informasi dan pengetahuan ini tersebar luas ke seluruh dunia dan semua kalangan.
Aset organisasi adalah pengetahuan dan pengalaman. Aset ini terdapat didalam kepala para individu sebagai pegawai, manajer atapun karyawan. Melalui hubungan yang terjalan dalam kerja sehari-hari, aset organisasi itu terekam dalam bentuk dokumen, email, memo, proposal, invoice. Knowledge Management mengusahakan hal initerdokumentasi dengan baik agar informasi dan pengetahuan yang tadinya tak tercatat menjadi terlihat dan dapat dipelajari sehingga menjadi sebuah sistem. Tak menjadi kendala lagi seandainya ada pegawai yang keluar dari organisasi tersebut karena pindah kerja atau pensiun. Bila Knowledge Management ini diterapkan, pengetahuan cepat diperoleh dan keputusan cepat diambil sehingga meminimalisir proses trial and error yang akan menghabiskan banyak waktu dan uang.
Buku ini menjadi buku pengantar terbaik dalam memahami konsep Knowledge Management karena runtut, mudah dipahami, disertai bagan-bagan dan mind map serta contoh-contoh penerapan KM dalam organisasi-organisasi besar seperti World Bank. Buku ini kurang membahas soal perbedaan latar belakang dan budaya para individu yang terlibat didalam organisasi dalam penerapan KM. Individu-individu yang terlibat didalamnya dianggap telah memiliki budaya kerja yang sama. Ada sedikit pembahasan soal kendala dalam penerapan KM ini serta solusinya. Demikian book review kali ini, semoga bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari saat social media sebagai buah teknologi menjadi bagian dari hidup keseharian kita. Buku ini mengingatkan kita akan bahayanya informasi dan pengetahuan yang tersebar karena bisa jadi membukakan rahasia organisasi terkecil yang kita miliki, yaitu keluarga. Hal-hal positif dapat menjadi pelajaran bersama, namun hal-hal negatif dapat mencelakakan hingga memenjarakan pemilik akun social media bila kurang bijak dalam penggunaannya. Sekian dan terima kasih.