212 vs Pendaratan di Mars

NASA USA pada tanggal 27 November 2018 mendaratkan robotnya di Mars. Media nasional menyebutnya: bukti kecerdasan Amerika. Jadi kita yang belum bisa kirim roket ke Bulan atau Mars, belum bisa dikatakan cerdas. Saya tidak lanjut baca artikelnya. Sudah down duluan. Merasa tidak menjadi bagian dari sejarah karena negaraku bukan negara yang kirim roket ke Bulan atau Mars. Berita itu positif tentu saja. Dalam arti kemajuan peradaban manusia. Mars seringkali disebut-sebut sebagai calon tempat baru bagi umat manusia karena kondisi fisik dan geografisnya menyerupai bumi, ada atmosfer yang kasih harapan manusia bisa hidup di sana. Pun orang-orang yang akan tinggal disana cuma orang-orang yang mampu “membayar harganya”.

Sementara itu..gerakan 212 yang dimulai sejak 2 Desember 2016 hingga berlanjut ada reuni setiap tahunnya: gerakan manusia berkumpul di Monas. Gerakan harapan manusia yang bersatu layaknya semut putih berjajar rapi, tertib, ibadah, doa.. sebagai upaya memanusiakan diri mereka. Dengan memiliki harapan. Kami. Orang Indonesia. Simpatisan 212. Bukan muslim saja. We don’t need to go to Mars to find a place called: HOME. We don’t need to go to Mars to find: PEACE. Gerakan 212 membuktikan ISLAM SEBAGAI AGAMA DAMAI. SUNGGUH RAHMATAN LIL ALAMIIN. Why they need to go to another planet? Soalnya Indonesia sebagai SARANG mayoritas ISLAM begitu SUPER DUPER DAMAI. Gerakan TANPA BOM. Probably they afraid to another bombing attack which: bukan orang Islam Indonesia sejati sebagai pelaku.

Gerakan 212 membuktikan SUPER DAMAInya ISLAM tanpa bom atau bahkan kerusuhan. Betapa semua orang blend in bersama saling berbagi.. menunjukkan keindahan ISLAM. Saling gotong royong membersihkan kembali sampah. Ini juga satu bukti bahwa Islam HIDUP. Ada, damai dan mendamaikan. Cukup Islam bagi kami. We actually can provide a better planet right here and right now.

Tertanggal 3 Desember 2018, NASA diberitakan akan mengkomersilkan kunjungan ke stasiun luar angkasa karena pemerintah US akan memberhentikan pendanaan pada tahun 2025. Namun belum ada angka tiket wisata ke luar angkasa ini. Sementara itu, Virgin Galactic dan Blue Origin sebagai perusahaan swasta sudah membuat estimasi dalam mewujudkan wisata ke luar angkasa.

Nama pertama, perusahaan besutan Richard Branson itu sempat dikabarkan mematok harga USD 250 ribu untuk satu tiket. Sedangkan nama kedua, korporasi yang didirikan oleh Jeff Bezos, akan menjual tiket dengan kisaran harga USD 200 ribu hingga USD 300 ribu.

Nah.. mampukah gerakan 212 sebagai gerakan “murah meriah” membangkitkan umat..menjayakan kembali kebesaran ISLAM? Di saat Amerika dengan “hebatnya” pamer teknologi dan mampu menaklukkan luar angkasa. Ini adalah sebuah tantangan bagi umat. Bahwa kebahagiaan itu, memang sederhana: berasal dari sanubari manusia yang tulus hidup bersama manusia lain dalam sebuah harmoni.

[TheChamp-FB-Comments style="background-color:#fff;"]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *