Soldier of Fortune: Sikapi PP No 43 Tahun 2018

Terdengar seperti judul lagu? Memang. Lagu jadul. Jelang Pilpres 2019, bila kamu dukung salah satu capres ibarat prajurit dalam perang. Mati atau hidup, menang atau kalah.. namamu akan dikenang. Oleh keluarga, kerabat, teman yang kenal saja. Ibarat pahlawan tak berwajah: begitulah kamu dan kami (SaPI?!). Bagaimana kita sikapi penandatanganan PP No 43 tahun 2018 oleh Presiden Jokowi terkait reward (maksimal Rp 200 juta) bagi pelapor tindak pidana korupsi awal bulan ini apakah sekedar pencitraan jelang Pilpres atau peluang bagi perubahan di negeri ini?

Coba cek timeline facebook anda hari ini, berapa banyak orang yang “niat banget” tiap jam share berita yang dikomenin. Sebagian besar isinya keji soal koruptor. Fitnah? Fitness? Fit and proper test? Ya sebut saja semuanya. Berkebalikan dengan motto kami: Mencerahkan Aktual Kritis Independen.. Mari MAKI MAKI yang cerdas! Yuk nulis dimari. Yuk SUARAKAN! Gak masalah kalau terinspirasi ide MAKI lalu nulis di wall masing-masing. It’s okay kalo gitu. Tapi kalau udah bicara keberpihakan… mereka (mungkin bayaran) kejamnya kayak membalas dendam kesumat tujuh turunan. Padahal yang dibela, gak kenal. Apalagi oposisinya juga jauh dari pandangan dan jangkauan. Let’s be setrong kalo buka sosmed. Berharap soundtracknya “Wind of Change” tapi tetep yang kedengeran “Soldier of Fortune”..

Bulan Oktober bulan kebangkitan. Bangkit dari bayang-bayang masa lalu bahwa negeri kita lahan basah untuk korup? Lalu siapakah yang diharapkan mampu SUARAKAN! Saat dimulainya pelaksanaan PP No 43 tahun 2018 ini? Dengan harapan reward ini akan memotivasi pelapor tindak pidana korupsi. Terlepas dari kontestasi perebutan kursi presiden. Aparat hukum yang berkewajiban menegakkan ini dengan kita sebagai masyarakat sebagai pelapor tentu disertai dengan bukti.

Bagaimana Islam memandang hal ini? Soal profesi, berarti terkait amal perbuatan. Jika merujuk pada QS. An Nahl: 97, keduanya (perempuan dan laki-laki beriman) akan memperoleh balasan yang baik bila berbuat baik. Tidak ada yang lebih tinggi kedudukannya atau kurang bila terkait amal baik. Kedua jenis kelamin punya hak yang sama bila berbuat baik. Lebih baik fokus berbuat baik saja daripada adu argumen siapa yang lebih patut antara dua jenis kelamin. Sebab amal baik dan buruk sudah ada catatan yang adil di sisi-Nya. Allah Maha Adil. Allah Maha Kaya. Allah Maha Besar. Sabar. Berani. Pertolongan Allah itu dekat.

[TheChamp-FB-Comments style="background-color:#fff;"]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *